Kamis, 28 Oktober 2010

Ilmu Kesehatan Lingkungan Dalam Perspektif Ekologi

Ilmu Kesehatan Lingkungan Dalam Perspektif Ekologi

Manusia merupakan bagian integral dari ekosistem (Otto Sumarwoto, 1989; Soerjani, 1988)
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya secara timbal balik
Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan hidup
Manusia dilengkapi dgn mekanisme adaptasi yg relatif lambat dan mempunyai batas toleransi, apabila diluar batas tsb manusia akan sakit.
Manusia adalah pelaku sekaligus sebagai penderita
Sehat merupakan resultante dari interaksi antara manusia dan lingkungannya yang serasi dan dinamis (seimbang)
Perubahan lingkungan akan mempengaruhi proses interaksi dan akan mempengaruhi pola kesehatan masyarakat dlm lingkungan tsb

Pendekatan Epidemiologis dalam Kesehatan Lingkungan

Epidemiologi adalah ilmu yg mempelajari distribusi dan determinan dari suatu peristiwa kesehatan dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan yg menimpa sekelompok populasi dalam masyarakat dan diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah kesehat an (WHO Reg.Meeting ke 42 – Bandung)
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan atau Epidemiologi Lingkungan adalah studi atau cabang keilmuan yg mempelajari faktor2 lingkung an yang mempengaruhi timbulnya (kejadian) suatu penyakit dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yg memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif lainnya (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)

SEJARAH DAN PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN

Sejarah Singkat Ilmu Kesehatan Lingkungan

Internasional :
400 thn SM manusia telah menduga adanya hubungan antara lingkungan dan penyakit
Catatan kuno, lingkungan manusia telah diduga memiliki potensi menjadi penyebab sakit atau berhubungan dengan kesehatan
Bangsa Minoa (3000-1500 SM), Kreta (3000-1000 SM), dan Mesir (1500 SM): Upaya kesmas berupa perbaikan kualitas lingkungan fisik (cikal bakal upaya kesling)- bangsa Yahudi menulis dalam buku Levitikus (peraturan tentang kesehatan lingkungan)
Upaya kesling setua ilmu kedokteran (sejak Hippocrates), tetapi mengalami periode perlambatan
Abad 15 dan 16: Ellenbog, Paracelsus dan Agricola mengemukakan teori tentang hubungan penyakit dan lingkungan kerja
John Snow (1854): berhasil membuktikan adanya hubungan penyakit kolera dengan keadaan sumber air minum
Abad 17 : revolusi industri menyebabkan masalah kesling makin kompleks

Indonesia :

Thn 1882 : keluar UU tentang Hygiene dalam bhs Belanda
1924: Rockefeller Foundation mendatangkan Dr.J.L.Hydrik konsultan bgs Amerika yg mendirikan usaha kesmas utk daerah pedesaan dan Rural Hygiene Work dgn mengutamakan penyuluhan kepada masyarakat di Banyuwangi dan Kebumen
1956 usaha kesling digalakkan lagi di Bekasi yg terintegrasi dgn usaha pengobatan, sekaligus Bekasi di jadikan Training Center
1956-1959, Prof Mochtar mempelopori usaha kesling di Pasar Minggu Jakarta
12 Nopember 1959 dicanangkan oleh Presiden Soekarno program pemberantasan penyakit malaria sebagai program kesehatan lingkungan yg dilaksanakan secara nasional di tanah air.
1968- Program kesling terintegrasi prog Puskesmas
1974 – Inpres SAMIJAGA
dll

Paradigma Ilmu Kesehatan Lingkungan

Komponen Lingkungan dari segi bahan/agen yg memiliki potensi bahaya
Gol. Fisik : energi kebisingan, radiasi, panas, dll.
Gol. Kimia: pestisida, asap rokok, limbah industri, bahan pewarna dll
Gol. Biologi: spora jamur, bakteri, cacing dll.
Gol. Psikososial: hub. antar tetangga, hub.bawahan-atasan, dsb.

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN


SISTEM LINGKUNGAN
Sistem Lingkungan mempunyai 4 komponen :

1.Sumber daya alam (life support) :
      air, udara, energi, tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan, dsb
2. Aktivitas manusia (human activities): permukiman, transportasi, pengolahan makanan-minuman, industri, rumah sakit, dsb
3. Bahan buangan (residu and wastes):
      sampah padat, limbah rumah tangga, limbah industri, tinja, sampah radio aktif, dsb
anah, tumbuh-tumbuhan, hewan, dsb



    4. Faktor-faktor lingkungan yang berbahaya (environment hazards):
      a) alami : gempa bumi, angin ribut, banjir, dsb
      b) biologis : binatang, serangga, mikroba, tumbuh-    tumbuhan
      c) kimia : Pb, HCN, Hg, Cu, CO dsb (bersifat racun, allergen, irritasi, dsb)
      d) fisik : vibrasi, radiasi, kelembaban, dsb
      e) psikologi : stress, cemas, pobia, jenuh, dsb
      f) sosiologi : kepadatan penduduk, ignorance, isolasi,   dsb 
 
Hubungan SDA dgn manusia

¢Sumber daya alam (SDA) mempunyai hubungan erat dengan manusia karena SDA dibutuhkan manusia terutama untuk dapat memenuhi keperluan manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (eksistensi).

¢Tingkat pemanfaatan (eksploitasi) SDA tergantung aktivitas dan kemajuan budaya manusia.

¢Semakin maju budaya dan banyaknya aktivitas manusia maka akan  semakin banyak SDA yang dimanfaatkan atau digunakan manusia

¢Akibat aktivitas yang memanfaatkan SDA (air, udara, energi, tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan, dsb)  akan menghasilkan bahan buangan (limbah padat, cair dan gas).

¢Jumlah dan jenis bahan buangan sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia yang memanfaatkan SDA.

¢Semakin banyak SDA yang dimanfatkan maka akan semakin banyak pula bahan buangan yang di lepas ke alam (lingkungan hidup manusia)
 Hubungan Bahan Buangan dengan Faktor-faktor Lingkungan Yg Berbahaya

Bahan buangan dapat menjadi faktor-faktor lingkungan yang berbahaya jika tidak dikelola dengan benar sebelum dibuang ke alam.

Jenis dan tingkat bahaya tergantung dari jenis SDA yang dimanfaatkan dan aktivitas manusia

Kualitas dan kuantitas faktor-faktor lingkungan yang berbahaya mempunyai hubungan dengan kualitas dan kuantitas bahan buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia ketika    memanfaatkan SDA untuk kebutuhan ( primer : sandang, pangan  dan papan; dan kebutuhan sekunder   )

Hubungan faktor-faktor lingkungan berbahaya dengan manusia dan SDA


  1. Faktor-faktor lingkungan yg berbahaya ( FLB) akan dapat mengancam kehidupan manusia berupa gangguan kesehatan
  2. FLB juga dapat mengancam keberadaan SDA, karena akan menimbulkan berbagai kerusakan alam.
  3. Jadi aktivitas manusia dapat menghasilkan FLB, sebaliknya FLB dapat menimbulkan gangguan terhadap aktivitas manusia.   
  4. FLB akan menimbulkan kerusakan/gangguan ekosistem/keseimbangan SDA .
  5. Kerusakan SDA akan mengganggu aktivitas manusia berupa gangguan kesehatan (penyakit berbasis lingkungan ) hingga menimbulkan kematian.
  6. Kerusakan SDA akan menimbulkan berbagai masalah KESEHATAN LINGKUNGAN.
  7. Masalah kesehatan lingkungan yang timbul terus berubah bentuknya tergantung aktivitas dan tingkat budaya manusia.